Tidak banyak idola K-pop yang bertahan lama. Misalnya seperti Shinhwa (Eric Mun, Lee Minwoo, Kim Dongwan, Shin Hyesung, Jun Jin, dan Andy Lee), boyband yang mendominasi industri musik di akhir tahun 1990-an.

Bersama dengan H.O.T, mereka tidak hanya dielu-elukan di negaranya sendiri tetapi juga negara tetangga seperti Taiwan, Cina, dan Jepang. Setelah vakum empat tahun karena enam dari tujuh anggotanya harus menjalankan wajib militer, Shinhwa kembali dengan album terbaru, “The Return.”

Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa kembalinya Shinhwa diantisipasi banyak pihak. Padahal di kancah K-pop, sangat banyak boyband yang lebih muda yang tidak kalah populer. Super Junior, Big Band dan 2PM, misalnya. Berikut ini tiga alasan:

Bertahan 14 tahun
Menengok perjalanan karier Shinhwa, banyak hal yang membuat grup idola ini dikategorikan legenda K-pop. Para anggota mampu menahan ego dan bersedia berkompromi demi keutuhan grup. Hingga kini, mereka tak pernah mengalami perubahan anggota selama 14 tahun berkarir. Total sudah 10 album dicetak. Rekor bertahan ini mungkin cuma bisa ditandingi oleh grup idola dari Jepang SMAP.

Dengan keberhasilan inilah, wajar jika Eric, ketua grup pun berani untuk sesumbar jika mereka bertekad menjadi grup menyanyi terlama di industri. “Bahkan setelah perayaan 14 tahun, kami akan terus beraktivitas di industri musik. Hal yang paling penting adalah, kita harus menjaga citra grup sehingga semua kalangan mengenal Shinhwa setiap kali mendengarkan musik kami.”

Perjuangan Eric dan kawan-kawan mempertahankan Shinhwa memang tidak mudah. Selepas kontrak di tahun 2003, mereka memilih tidak memperpanjang kontrak mereka dengan manajemen SM. Mereka pun harus berjuang di pengadilan demi tetap dapat menggunakan nama Shinhwa. Kabarnya, Eric harus membayar sejumlah uang yang cukup besar kepada SM untuk mendapatkan hak penggunaan nama tersebut.

Keluar dari SM, Shinhwa kontrak dengan Good Entertainment. Namun, setelah vakum empat tahun, mereka mendirikan manajemen sendiri.

Beda citra
Masih ada hal lain yang membuat Shinhwa bisa terus bertahan. Shinhwa adalah boyband pertama yang memperkenalkan salam khas di setiap pembukaan atau perkenalan grup yang masih diikuti oleh boyband sekarang.

Selain itu, berbeda dengan grup pop atau boyband lain yang citra dan tingkah lakunya sangat “disetir” manajemen, Eric dan kawan-kawan dikenal sebagai anggota boyband yang paling melawan peraturan-peraturan ketat itu.

Lewat program-program televisi, sering terkuak cerita-cerita dari rekan artis dan juga pengakuan anggota grup tentang kenakalan atau perlawan-perlawanan itu seperti pergi ke disko sampai larut malam yang menyebabkan kerepotan para manajer membangunkan grup untuk bekerja keesokan harinya.

Salah satu peraturan yang dilanggar adalah mengumumkan kepada publik bahwa mereka berpacaran. Eric adalah anggota boyband K-pop generasi pertama yang sempat terkena skandal foto berciuman mesra dengan aktris Kim Hee Sun yang waktu itu memang sedang dipacarinya. Ia juga termasuk selebritas pertama di Korea — yang biasanya merahasiakan hubungan sesama artis — yang mengaku berpacaran dengan mantan Miss Korea sekaligus aktris Park Siyoon.

Keterbukaan seperti inilah yang justru akhirnya mendapat simpati banyak penggemarnya atau kerap disebut Shinhwa Changjo karena dibanding grup idol lainnya, para anggota Shinhwa termasuk selebritas yang ramah pada penggemarnya dan selalu tampil apa adanya.

Jaga kualitas
Walau citra grup cenderung jarang serius, dalam berkarya justru sebaliknya. Saat memutuskan kembali ke dunia hiburan, mereka semua berpartisipasi penuh dalam menggarap album. Tidak seperti kebanyakan grup K-pop yang lebih suka mengedarkan album mini, Shinhwa memilih langsung mengeluarkan album normal dengan 11 lagu.

Versi paket ulang dengan tema terima kasih pada penggemar, yang beredar dua minggu setelah versi normal, langsung habis terjual 30 ribu unit.

Baik musisi atau produser yang diajak dalam penggarapan album ini juga tidak hanya lokal (Jeong Jae Yoon-nya Aziatix, dan Yoon Il Sang, Kim Do-hyun) tetapi juga internasional. Lagu andalan mereka “Venus” diproduksi oleh Gandalf dan ditulis oleh Andrew Jackson, Gandalf Roudette-Muschamp, dan Joshua Thompson. Karya Andrew Jackson sebelumnya termasuk hitnya Britney Spears.

Produksi video klip Venus juga tidak kalah mahal dibanding grup K-pop yang terkenal hip seperti Big Bang, misalnya. Kabarnya video klipnya itu menghabiskan dana sebesar 200 juta won khusus untuk pembuatan set.

Kemunculan kembali grup juga tentunya dilanjutkan dengan serangkaian promosi dan tentu saja rangkaian tur promo. Lewat penampilan grup dalam berbagai acara TV — terutama dalam program Shinhwa Broadcast, keenam anggota grup menunjukkan kelihaian mereka muncul dalam acara lepas seperti itu. Shinhwa Broadcast yang ditayangkan lewat TV kabel ini terus menunjukkan progress kenaikan rating.

Konser dua hari yang diadakan dua hari berturut-turut di Seoul bersamaan dengan peluncuran album sekaligus menandai mulainya tur keliling Asia mereka pun langsung ludes dalam waktu 40 menit. Selama Mei dan Juni ini, rangkaian tur keliling grup di lima negara telah dimulai.

Shanghai menjadi kota pemberhentian pertama, dilanjutkan di Taipei. Akhir Mei ini, Shinhwa akan sibuk keliling Jepang sebelum menutup rangkaian konser di Singapura dan Beijing.

Tampaknya Shihwa konsisten dengan apa yang dijanjikan kepada penggemarnya. Seperti yang dikatakan Eric, “Ketimbang mengubah gaya kita untuk bersaing dengan banjirnya grup K-pop, lebih baik menjadi diri kita sendiri saja. Kita ingin membuktikan menjadi yang tertua bukan berarti ketinggalan zaman dan untuk menjadi legenda yang terbaik tidak dapat dibuat dalam sehari.”

Empat belas tahun tangis dan kerja keras. Kira-kira siapa grup K-pop selanjutnya yang mencetak rekor ini ya???

0 komentar:

Posting Komentar

Cingudeul Jangan Lupa tinggalkan Komentarnya ya, biar admin semakin semangat nge Blog ^_^

 
Widipedia Korea © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top